mendesak, tiba-tiba
pagi, jam tangan yang berada ditangan lelaki, diruangan kampus, lantai 3, menunjukan pukul 11.30 wib, waktunya makan siang. sebentar lagi.
dia duduk di sebelah kaca, angin sepoi- sepoi, yang dirasakannya, terlihat rambutnya bergerak, pena yang dimainkan nya di buku catatan nya, tidak mampu mengubah apa yang dipikirkannya.
"bagaimana apa ada yang bisa jawab, mudah kok, program nya, ayo "
dosen itu melihat ke arah lelaki itu, menunggu jawaban dari mahasiswa/i yang sibuk mencari jawaban nya,
lelaki itu menoleh ke papan.
buatlah code program untuk perulangan berikut,
1
12
123
1234
12345
dia tersenyum, "akh, malas jawab nya.." lirihnya, sambil melihat keatas langit.
sang dosen penuh harap, lelaki itu yang menjawab, nya, sedangkan yang lain sibuk menjawab
"begini buka ya, for 1 to 5 do, for lagi..?"
"tambahin angka witeln di bawah nya..."
"ayo maju, benar salah, pulang, "
"hmmm, lihat jam.."
"belum jam 12, "
suara mulai gaduh.
lelaki itu, menerawang jauh, akan ingatan nya ke persoalan nya yang pernah dilakukan nya.
"kenapa ya...? yun, bicara biar masalah ini selesai, "
ingatan nya kembali ke persoalan yang terjadi.
-------------------------------------------
pada saat itu, diruang laboratorium komputer C3.
"baiklah, sampai ketemu minggu depan ya, boleh pulang "
setelah berkata demikian, sang ibu dosen, tersenyum kepada mahasiswi yang menyapa nya
"pulang bu, permisi "
sedangkan haris di pojokan mulai merapikan kursi yang berantakan karena, materi tentang analis sistem agak mengernyitkan dahi.
"kak, hafiz, tolongi ya..."
"iya kak hafiz, tugas pak jay, susah banget kak..."
oh trio angels ini, mengagetkan haris yang sedang merapikan kursi,
tiba-tiba, yun, datang menghampiri,
"kak, adek, ke toilet ya, nanti adek balik lagi kesini, ok, " kata perempuan yang bernama yun, itu tersenyum.
"ok, " balas haris
"haris, andi, ibu duluan ya, sampai ketemu minggu depan ya, oh iya minggu depan uts ya...!"
setelah mendengar itu, trio angels di dekat haris, terkejut saling pandang
"iya bu, kalau saya, nanti di kelas mereka saya umum kan " timpal andi
"oh iya, soal nya siapa yang buat nih ?" ibu vivin bertanya sama haris di pojokan, andi di dekat pintu.
"saya saja bu, kan tadi sampe, erd, mungkin dfd level 0 sama dfd level 1 saja, bagaimana bu ?" ujar haris.
"ok, atur saja, ibu duluan ya...bye "
"terima kasih bu" jawab andi dan haris berbarengan.
setelah ruangan lab c3 sudah kelihatan rapi
"ris, jangan dicuekin tuh 3 adek manis, dari tadi nunggu, hahaha " suara andi mengejutkan
"oh iya, tugas kalian tadi, pake komputer yang mana ?"
mereka saling pandang, "yang itu saja..." timpal mereka, "ok, hidupkan lah "
"tugas pak jay, kak hafiz, tentang foxpro, bisa ya, "
"saya lihat dulu ya tugas nya "
jadi komputer yang dipilih kalau buka pintu langsung terlihat, jadi posisi nya langsung ketahuan lagi ngapain begitu.
sementara ditoilet,
"des sudah, " kata yun merapikan make up nya yang sederhana, hanya bedak dan minyak wangi
"hei wangi benar...mau kemana ? " ujar desi yang tiba tiba disebelah nya
"ngak, dak ada jadwal acara ini dengan kak haris, langsung pulang "
" sudah yok..." ajak desi
"tungu dimushola ya, des, aku mau panggil kak haris di lab, "
kebetulan andi, keluar dari ruang lab c3
"kak andi, kak haris nya masih ?" tanya yun
"masih, itu ngajarin 3 cewek, ntah apa itu, sudah ya, saya mau ke lantai 3, ambil tas"
"iya kak"
setelah sampai dipintu, pintu dibuka
yun terkejut dengan apa yang dilihat nya
haris baru tersadar, dilihatnya bayang yun dari monitor, "adek yun" lirih nya
yun langsung belari menghindar, menghampiri desi, dengan nada kesal, marah, apa yang dilihat nya
"kak hafiz selesai yah ?"
"yah selesai..." haris langsung bergegas mencari yun
"ah, dia sudah pulang "
-----------------------------------------------------
kembali ke ruangan teori.
lelaki itu menundukan wajah nya kebawah sambil menulis
"ayo lah, ngomong dong, jangan diam saja...aku bingung"
tiba-tiba suara bel berbunyi.
"kalau tidak bisa ada yang jawab nanti di lab jawaban nya, yok pulang " kata sang dosen
"alhamdulilah"
"yah jadi tugas juga "
kata mahasiswa yang lain nya
haris lalu keluar, mengejar langkah pak yanto dosen yang tadi mengajar di kelas nya
"pak yanto, " panggil haris ke pak yanto.
"oh kamu ris, kenapa kamu hari ini, khah ? ngak biasa nya "
"sedang ngak mood pak, ada masalah !"
"oh, pasti dengan adek mu lagi ya, sudah biarin dulu saja, ntar ada waktu ajak bicara "
"bapak bisa saja, bisa tahu msalah anak didik nya"
"oh iya, seharus nya materi ini jangan jadi tugas ris, lihat kamu dari tadi diam saja, ya sudah lah, yok turun lewat belakang aja"
"baik pak"
--------------------------------------------------------------
di tempat lain, di waktu yang sama. di rumah.
"kak haris, kayak nya adek belom siap kak "
sambil memandangi foto berdua, ketika di studio foto, yang tidak direncanakan itu. wajah nya terlihat pucat.
"adek bukan sekali dua kali kak, melihat kamu dengan cewek lain, kenapa kak ya..?"
tangan nya mulai gemetar.
tiba- tiba suara motor tedengar di luar, pemuda yang membawa nya turun dan masuk rumah
"mbak yun, ada dirumah ?"
hening, dia kedapur. melihat apakah sudah ada yang bisa dimakan. lapar terasa.
"ah, enak nih, sayur asem, ayam cabe, makan dulu, ah." sambil mengambil minuman, membuka jaketnya. dan masuk tuh makanan di mulut, nyam. nyam
"enak, " sambil mengunyah "mbak yun, makan yok, ngak kuliah ya, mbak yun "
sementara di kamar.
foto-foto yang dilihat nya sudah sobek menjadi dua bagian. wajah nya terlihat pucat. hape yang dipegang nya, mencari nama haris, dan akhir nya, pingsan.
setelah habis makan, pemuda tadi, menuju kamar mbak nya. yun.|
setelah didepan pintu, tok, tok, tok
"mbak makan yok, ntar sakit lhoh"
masih ngak ada jawaban, pemuda itu merasa heran, kok hening, apa tidur, pikirnya, di coba nya membuka pintu, tidak terkunci, kalo tidur biasanya terkunci, ini. pintu dibukanya. langsung mengintip, jangan - jangan,
"mbak yun", pemuda itu terkejut, melihat mbak nya tertidur dengan robekan-robekan kertas yang sudah berantakan, robekan itu dirapikan nya dhulu biar rapi. dan mulai membangunkan
"mbak yun, bangun mbak...ayo mbak..."
belum ada reaksi, pemuda itu memeriksa nadi, napas nya. masih hidup.
"waduh bisa gawat neh, aku sendirian lagi, mbak yun, bangun mbak..."
kebetulan, suara mobil berhenti di depan rumah. dia langsung bergegas menghampiri, dengan cemas.
"kak, mbak yun pingsan, aku saja ngak tahu kenapa, kak yun ngak bangun bangun ku coba tadi"
"yang benar saja yus, papa pasti marah ini".
mereka langsung kekamar, mengendong yun kemobil.
"yus kamu naek motor ya, kalo sudah dirumah sakit tolong kamu jagain dulu, atau, ah, kerumah sakit dulu saja yus, cepat"
"iya kak. iya..."
tanpa ba bi bu lagi, jaket yang tadi dipakai kembali, kunci rumah, brmmm, menuju rumah sakit, tidak lupa yus mengantongi hape yang dipegang oleh mbak nya tadi.
"mbak, mbak, apa masalah mu hari ini, biasanya kamu ceria mbak..."
ketika di lampu merah. yus memeriksa hape yang dipegang mbak nya. tertulis nama kak haris.
"orang ini mbak yang membuat mu sakit ya..."
sampai juga dirumah sakit. langsung menuju ugd.
"suster, tolong adik saya pingsan, ngak bangun, bangun, sakit apa ini"
"oh iya pak, kita periksa ya, tunggu ya"
dengan cemas, gelisah. merasa adik nya tidak pernah sakit, sekali kena sakit langsung sakit parah,
"ayo lah yun, bangun, kena marah papa, kita lagi yang disalahkan..."
gerutunya, sambil berharap adiknya yun, bangun.
"kak bagaimana..."
"belum yus, kamu tadi dirumah bagaimana kejadiannya, ceritakan yus ", tanya kakak nya penasaran
"yus tadi juga baru pulang, untuk makan, tau-tau mbak yun sudah pingsan" jawab yus
"coba cari apa masalah nya, pokok nya jangan kasih tau papa dulu ya, bisa gawat ini" ujar kakak nya kesal, kenapa bisa begini
"yus menemukan hape di gengam oleh mbak yun tadi, di situ tertulis kak haris" tunjuk yus.
"coba hubungi yus, dimana orang itu" kata kakak nya berpikir orang ini lah yang membuat sakit yun
yus coba menghubungi
-----------------------------------------------------------------------------------------
sekarang dalam satu waktu yang sama.
sementara yus yg sudah berada ditengah jalan mencoba menghubungi no hp yg sembari dari tadi jawaban si veronica, "tlp yang tuju tidak dihubungi", dalam ingatan yus tentang nama haris, "oh iya mbak yun dan kak haris ini satu kampus, iya ya, ke kampus nya" motor pun melaju dengan kencang.
sementara itu pemuda itu tengah asyik menonton teman - teman nya maen gaplek, sambil makan mie
"itu jhon turun kan !" ucap anton
"yang ini balak 3 ini, ok " ctak, "nutup kalian"
"akh..lewat", tomy mengegerutu "ris kalau kalah kau yah yg ganti "
"hmmp" si haris yg disebut nama nya hanya mengaguk, sambil mengancungkan jempol
sambil makan, siharis menyalakan hp nya, ketika kuliah selalu dimatikan saja, setelah dilihat
"akh, panggilan adek yun, coba telepon dulu..."
sebelum keluar ngak lupa bayar dulu mie nya
"ries aku tadi rokok 3 batang sma minum teh " kata joni
"aku ries tadi mie sama pempek 4 "
tanpa pikir panjang
"abah berapa semua nya, ?"
"50 ribu ries"
tiba tiba ada satpam lewat, menyapa si haries
"oy kance, ado yang nyari budak, gondrong "
"iya iya aku ke depan...oh iya abah sisa 100 ribu tadi kasih ke sama kk security yo"
si haries pun bergegas, "mokasih haris..."
haris bergegas, sambil menelepon, setiba di luar gedung kampus, yang ditelepon mencari oarang yang menelepon, "oh, si yus ada apa, ini, pasti gawat ini " haris lalu menghampiri, yang ditelepon segera mematikan hape nya karena sang penelepon sudah ada di depan mata.
"yus, kan, adek nya, yunita ? " tanya nya heran
"benar kak, sebaik nya kakak ikut dulu ya, segera." ucap yus tanpa basa basi
"tunggu yus, bilang ke satpam dulu, motor kakak harus dititipkan, kamu ke pinggir jalan saja dulu"
"baik, jgn lupa helm nya"
"ok"
haris ke pos satpam
"bang, tolong ya, motor ku titip dulu di kampus, penting, oke nih untuk uang rokok nya, ok", sambil berlalu menyerahkan uang tigas ratus ribu, mengambil helm langsung ke motor yus
"wow, ok ris, tenang saja, tidak di kunci stang ya motor nya"
"tidak", teirak haris menganjung kan jempol, dan motor itu pun berlalu.
si satpam lalu membawa motor haris ke dalam gedung kampus lewat jalan samping
"dasar rejeki nomplok" menepuk uang ke jidatnya.
---------------------------------------------------------------------------------------------
diperjalanan motor menuju rumah sakit
"yus, kenapa mbak mu itu ? " tanya haris bingung, bertanya tanya, ada apa nih adek yun
"mbak yun yus anter kerumah sakit kak, mbak yun sakit, bdan nya lemas"
terkejutlah haris, jadi selama ini dia mungkin diam, atau marah membuatnya sakit
dek yun kamu jgn sakit ya
deru motor itu semakin ngebut
-----------------------------------------------------------------------------------------------
dirumah sakit
suster mendekati yunita yang masih terbaring
"bapak, bapak siapa nya pasien ?"
"saya kakak nya sus, sakit apa ini adik saya, dia jarang sakit, sekali sakit buat kami panik"
lalu suara dkter mengejutkan kakak nya yunita yang sedari tadi memeriksa keadaan yunita
"dia sakit maag akut, dan dehidrasi, tampak nya harus menginap, bagaimana, apakah pasien jarang makan, atau telat makan dirumah"
"saya tidak tahu, saya pagi kerja dan pulang malam, jadi tidak pernah melihat keadan adik saya, yang lihat adik bungsu kami iyus, dia yang selalu masih bisa pulang kerumah, walau rumah sepi "
"hmmmm" dokter menganguk, "bagaimana, jika di bawa pulang nanti bisa tidak terkontrol sampai sembuh benar, mau dirawat inap"
kakak nya bimbang, "hmmmm"...dia menunggu adik nya yus sampai dulu baru bisa ambil keputusan
"bagaimana bapak, kalau menginap, perawatan adik nya bisa lebih terjamin, ruang vip ada yang kosong, atau di paviliun saja, bagaimana ?" tanya suster nya menunggu
kakak yunita melihat adik nya sudah pucat langsung ambil keputusan
"baiklah sus, keruangan vip saja" pikirnya sekalian yang membuat sakit yun bisa ikut membayar
"baiklah, kita langsung kelantai 3 vip st lucas ya bapak, nanti administrasi nya menyusul, mau pakai asuransi atau pribadi"
"tunggu sus, ya saya sedang menunggu adik saya, atau kita antar dulu adik saya ini keruang vip"
"baik"
dan 2 suster mendorong bed tdur menuju ruang vip st lucas dilantai 3, yang satu nya kembali ke administrasi
------------------------------------------------------------------
ditempat parkir motor yus sudah sampai, dan langsung turun dan berlari ke ruangan ugd, ditemani haris yang tidak mau kalah cepat saking panik nya
langsung ke tempat administrasi
"suster, pasien atas nama yunita dibawah kemana ya ?" tanya haris
"oh, atas nama tadi sudah dibawa ke ruang raeat inap, ruang vip st lucas lantai 3
haris membatin, vip, ya allah pasti bayaran nya mahal
"terima kasih suster"
"ya pak sama sama"
"yus mbak mu sudah dibawa ke ruang vip st lucas lantai 3"
"oh, ayo kak, kesana"
mereka berlari keruangan yunita
waduh, tabungan ku cukup ngak yun, semoga cepat sembuh kamu nya, dan kuliah kembali
-----------------------------------------------------------------------------
ketika sampai dilantai 3, st. lucas, haris melihat suster yang baru keluar dari ruangan
"sus, maaf ruang vip yang mana ya ? ." tanya nya
"oh vip, lurus saja nanti di sebelah kiri ada tulisan vip, nah di situ pak ya, permisi"
"terima kasih sus"
mereka berdua berlari, sebelah kiri, ketemu ada tulisan vip diatas pintu,
haris menarik napas panjang,
"yus, ayo masuk"
"iya kak "
klek pintu di buka
mereka masuk, di saat seluruh peralatan berobat sudah terpasang,
haris langsung bertanya ke dokter, yang ada di situ
"maaf dok, pasien ini sakit apa ? "
setelah selesai, merapikan peralatan sudah terpasang, lalu menjawab pertanyaan haris
"oh, begini pak, adek ini saat diperiksa kena maag akut dan dehidrasi, karena mungkin terlambat makan, harap diperhatikan, di kiri infus, di kanan cairan nutrisi makanan ya, baiklah kami permisi ya"
"terima kasih dokter, sus, terima kasih"
setelah dokter dan suster itu keluar ruangan
kakak yunita yang tua, memegang kerah baju dan mendorong haris ke dinding dekat wc
"eh, kamu yang bikin yunita sakit, kau apakan dia, khah "
haris dibalik ny, lalu ditendang nya, diperut haris
haris melihat itu, menangki, dengan menyilangkan tangan nya, menangkis tendangan kakak nya yunita
dan dia tersungkur mengenai kulkas
iyus melihat itu, langsung menenangkan kakak nya
"kak, bagus, sabar kak, sbar, sudah kasihan mbak yun, lagian kak haris ini baru tahu, kalau mbak yun sakit"
"iya kah, baru tahu, merasa tidak bersalah"
"kak bagus, tulah kak haris, langsung ketemu dikampus dan mint alangsung ke sini"
haris agak menjauh, mendekat ke pintu, sambil menahan sakit
"benar kak, saya idak tahu, saya baru tahu setelah yus menjemput aq kekampus, maaf kak, maaf, aku sangat serius dengan adik mu yunita"
"ok, ok, ok, kalau begitu nanti kamu juga yg harus ikut membayar biaya berobat yunita , cam kan itu"
haris terdiam menunduk, lalu menganguk.
"iyus aku ingin pagi kmu masih bisa kan menjaga mbak mu, dan kau jaga yunita dari sore sampai pagi paham"
"iya kak" jawab iyus
"baik kak" jawab haris
"ingat jagain, jangan kau apa apai adek ku, paham di jaga sampai sembuh dan ingat ikut membayar biaya rumah sakit ini, paham", kata kakak nya didekat mata haris
"baik kak" jawab nya
"iyus kakak lanjut kerja yah, jagain dulu, bila kamu ada kerja, kamu yang mejaga sampai pagi"
kakak yang bernama bagus, langsung keluar.
haris langsung menarik napas panjang, stelah rasa sakit di tangan nya sedikit sedikit membaik, dan duduk di sofa jaga, terus menarik napas panjang, sampai deg deg deg degan nya hilang
"maaf kan kakak ku ya, kak haris masih sakit ? smbil mengambil kursi duduk lipat di dekat wc, lalu menempatkan kursi itu di dekat bed nya yun.
"tidak apa yus, sudah mendingan, ini hukuman untuk ku, yg tidak memperhatikan mbak mu, yus"
"iya kak, kakak pacaran sudah lama kah kak ? "
ditanya itu, si haris menjawab dengan tertunduk, "sudah 3 semester yus, berarti 1 tahun lebih, lah"
"oooh, begitu"
lalu hening, yang hanya terdengar mesin detak jantung di sana.
haris hanya melihat yunita, pacar, adek nya terdiam dalam tidur nya
"yun, aku baru tahu, kalau kamu sakit karena aku, pokok nya kamu sembuh"
jam dinding yang detak nya terdengar diruang vip itu, dan langit mulai pelan pelan menghitam
----------------------------------------